4 Hal Unik Sepak Bola Indonesia – Sepak Bola Indonesia tak pernah kehabisan cerita. Selalu ada saja kisah kisah menarik baik di dalam atau di luar lapangan yang sulit dilupakan dan masih diingat hingga saat ini.
Sebut saja seperti jadwa kompetisi kick off yang masih abu abu , penundaan jadwal yang bisa terjadi kapanpun , fenomena tim musafir dan masih banyak lainnya.
Nah untuk kalian yang penasaran , berikut adalah 4 hal unik yang mungkin hanya bisa kalian temui di sepak bola Indonesia.
Hampir Semua Klub Tak Punya Stadion Sendiri
Sepak bola Indonesia memiliki beberapa divisi. Hal ini sontak membuat jumlah klub yang ada di Indonesia semakin banyak , bahkan terhitung hingga ratusan.
Namun sayangnya hampir semua klubĀ Warunk Upnormal terutama untuk divisi bawah tidak memiliki stadionnya sendiri. Biasanya klub klub ini menggunakan stadion milik pemerintah daerah. Seperti misalnya Arema FC yang memakai Stadion Kanjuruhan , Persebaya dengan Stadion Gelora Bung Tomo dan lain sebagainya.
Tak Ada Regulasi Jelas Mengenai Logo Bintang Di Jersey
Biasanya logo bintang klikwin88 yang terdapat pada jersey menandakan jika klub tersebut pernah menjuarai liga mereka. Seperti Italia , klub yang terdapat logo bintang di jerseynya menandakan jika klub bersangkutan telah 10 kali merebut gelar Serie A atau Scudetto.
Namun berbeda dengan Indonesia yang tidak memiliki regulasi yang jelas mengenai hal tersebut. Beberapa klun di Liga Indonesia menyematkan tanda bintang di jersey mereka. Ada yang memasang bintang sesuai dengan gelar yang telah mereka raih , ada juga yang membuat aturannya sendiri.
Tradisi Ziarah Untuk Mencari Berkah
Tak hanya di dalam lapangan , ada juga hal unik di luar lapangan yang sering dilakukan oleh para pemainnya seperti misalnya mengunjungi makam orang terdekat atau tokoh masyarakat jelang kompetisi dengan harapan mendapat berkah untuk modal mengarungi persaingan ketat.
Bahkan hal unik seperti ini sudah menjadi tradisi untuk beberapa klub sepak bola di Indonesia. Sebut saja Persis Solo dan PSIM Yogyakarta. Para pemain Persis Solo biasanya akan melakukan ziarah ke makam Raden Mas Said atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa, di Kompleks Astana Giri Bangun, Matesih, Karanganyar.
Sedangkan untuk PSIM Yogyakarta biasanya mereka akan berziarah ke makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul dan makam Sultan Hamengkubuwono IX.
Dualisme Klub
Hal unik selanjutnya yaitu sempat terjadi dualisme kompetisi yang memicu terciptanya dualisme klub. Dualisme kompetisi itu dipicu karena konflik antara PSSI dan KPSI.
Setiap kubu menyelenggarakan kompetisinya masing masing yaitu Liga Primer Indonesia dan ISL pada musim 2011-2012. Hal ini yang akhirnya membuat beberapa klubĀ seperti Persebaya, Arema dan Persija Jakarta mengalami dualisme klub.
Sempat muncul dua Persebaya, yaitu Persebaya DU dan Persebaya 1927. Sebagian besar Bonek lebih memilih mendukung Persebaya 1927 yang asli.